Ayam Widuran Solo: Sejarah Kuliner Hingga Kontroversi
Kota Solo dikenal sebagai kota budaya dan kuliner. Salah satu nama legendaris yang telah bertahun-tahun mewarnai dunia kuliner Solo adalah Ayam Widuran Solo. Kuliner ini populer karena kelezatan ayam gorengnya yang khas dengan bumbu rempah yang meresap sempurna.
Namun, reputasi yang telah dibangun selama puluhan tahun itu seketika berubah setelah munculnya sebuah video viral di media sosial. Video tersebut menuduh Ayam Widuran menggunakan campuran minyak babi dalam masakan mereka. Tuduhan ini memicu reaksi keras dari masyarakat, terutama umat Muslim yang merupakan mayoritas di kota Solo.
Kasus ini berkembang cepat. Mulai dari klarifikasi pihak restoran, permintaan maaf, hingga akhirnya penutupan resmi oleh wali kota dan desakan hukum dari berbagai pihak.
Asal Usul Ayam Goreng Widuran Solo
Ayam Widuran bukan sekadar rumah makan, tetapi bagian dari sejarah kuliner kota Solo. Berdiri sejak tahun 1973, restoran ini terletak di kawasan Widuran, Pasar Kliwon, dan menyajikan ayam goreng khas Jawa dengan bumbu rempah yang kaya dan sambal yang menggoda.
Nama “Widuran” sendiri diambil dari nama wilayah di mana rumah makan ini pertama kali berdiri. Seiring waktu, tempat ini berkembang pesat, dikenal luas oleh wisatawan domestik hingga mancanegara. Bahkan tak jarang, tokoh publik dan pejabat negara terlihat menikmati santapan di sini.
Cita rasa otentik serta nuansa klasik restoran membuatnya menjadi ikon kuliner Solo, bersanding dengan warung legendaris seperti Timlo Sastro, Selat Solo, dan Nasi Liwet.
Ciri Khas Menu Ayam Widuran
Menu utama dari Ayam Widuran adalah ayam goreng rempah, dengan tekstur daging yang empuk dan kulit renyah, disajikan bersama sambal korek khas Solo dan lalapan segar. Beberapa menu lain yang populer:
- Ayam bakar madu
- Ati ampela goreng
- Nasi gurih dan nasi uduk
- Sayur asem khas Jawa
- Tumis-tumisan dan krecek
Karena menyasar pelanggan muslim, sejak dulu restoran ini mengklaim menggunakan bahan-bahan halal.
Awal Mula Kontroversi Ayam Widuran Solo
Pada pertengahan 2025, sebuah akun TikTok memposting video yang menampilkan potongan daging di dapur Ayam Widuran. Dalam video tersebut, narator menyebutkan bahwa potongan daging tersebut diduga bukan ayam, melainkan daging babi.
Video itu sontak memicu kegemparan. Warganet, khususnya dari komunitas Muslim, mengecam keras praktik tersebut. Apalagi, restoran tersebut selama ini dianggap aman untuk dikunjungi umat Muslim.
Beberapa komentar dari media sosial menyuarakan kemarahan:
“Kami sudah bertahun-tahun makan di sana, tidak menyangka jika ternyata seperti ini.”
“Semoga cepat ada klarifikasi dan tindakan hukum jika benar terbukti.”
Isi Video Viral yang Mencurigakan
Video berdurasi 1 menit 27 detik itu menunjukkan:
- Seorang karyawan sedang mengiris daging dengan warna kemerahan pucat.
- Seorang konsumen merekam pembicaraan dengan seorang mantan pegawai yang mengaku bahwa daging tersebut adalah “campuran.”
- Potongan daging tersebut dinilai tidak mirip ayam dari segi serat dan warna.
Dalam narasi video, terdapat tuduhan bahwa restoran menggunakan campuran daging babi agar lebih empuk dan gurih. Dalam konteks kuliner halal, ini tentu pelanggaran serius.
Respon Masyarakat dan Tokoh Agama
Dalam waktu singkat, banyak organisasi keagamaan dan komunitas halal di Solo memberikan tanggapan:
- MUI Solo meminta klarifikasi resmi dan audit bahan baku.
- Muhammadiyah dan NU cabang Solo menyuarakan kekhawatiran atas potensi pelanggaran syariat.
- Konsumen ramai-ramai menyerukan boikot Ayam Widuran Solo.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf dari Pihak Resto
Beberapa hari setelah video viral, manajemen Ayam Widuran mengadakan konferensi pers. Dalam pernyataannya, pihak resto menyampaikan:
- Mereka membantah penggunaan daging babi.
- Mengaku karyawan yang ada di video bukan staf resmi, melainkan pihak supplier.
- Menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.
Pernyataan lengkap mereka juga diunggah di akun Instagram resmi @ayamwiduransolo:
“Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami tidak pernah berniat mencemari kepercayaan konsumen. Kami terbuka untuk proses investigasi dan audit pihak berwenang.”
Tindakan Pemerintah Kota: Penutupan dan Investigasi
Puncak dari kontroversi terjadi ketika Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, secara resmi memerintahkan penutupan sementara Ayam Widuran. Dalam pernyataan di media, beliau menyebut:
“Sambil menunggu hasil uji laboratorium, kami instruksikan agar kegiatan operasional dihentikan demi menjaga ketertiban.”
Dinas Kesehatan dan Satpol PP turun tangan untuk menyegel sementara tempat usaha dan mengambil sampel daging untuk diuji di laboratorium.
Proses Hukum dan Desakan Pidana
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Solo dan beberapa ormas Islam mendesak agar proses hukum tidak berhenti di klarifikasi saja. Mereka menyampaikan bahwa:
- Jika terbukti menggunakan daging haram, maka dapat dikenakan Pasal Penipuan dan Perlindungan Konsumen.
- Tindakan semacam ini berpotensi merusak kepercayaan publik dan mengganggu ketentraman sosial.
Kasus ini juga ditangani oleh kepolisian setempat yang membuka penyelidikan secara menyeluruh, termasuk mewawancarai mantan pegawai dan supplier.
Hasil Uji Laboratorium dan Penelusuran
Dari laporan sementara yang beredar, hasil uji laboratorium menyatakan bahwa:
- Tidak ditemukan kandungan DNA babi pada sampel ayam goreng.
- Namun ditemukan kejanggalan dalam rantai pasokan daging.
Dinas Kesehatan menyarankan perombakan total sistem distribusi bahan baku, dan disarankan untuk bekerja sama dengan supplier yang sudah tersertifikasi halal oleh MUI.
Dampak Jangka Panjang terhadap Brand Ayam Widuran
Kasus ini membuat nama baik Ayam Widuran tercoreng, dan butuh waktu lama untuk membangun ulang kepercayaan konsumen. Dampaknya:
- Penurunan drastis pengunjung, bahkan saat belum ditutup.
- Ribuan review negatif membanjiri Google Maps dan aplikasi rating restoran.
- Tokoh kuliner dan food vlogger nasional ikut memberikan komentar kritis.
Meskipun ada klarifikasi dan hasil lab yang menyatakan tidak ada unsur babi, luka kepercayaan masyarakat masih belum sembuh.
Kesimpulan
Kasus ini memberikan pelajaran besar, khususnya dalam dunia kuliner halal:
- Transparansi rantai pasokan sangat penting.
- Konsumen kini kritis dan punya kekuatan di media sosial.
- Brand bisa hancur dalam sekejap jika kehilangan kepercayaan.
Ayam Widuran Solo adalah contoh nyata bahwa reputasi puluhan tahun bisa goyah hanya karena satu video viral. Meski secara hukum belum terbukti bersalah, kasus ini sudah memberikan dampak sosial yang besar.
FAQ
1. Apa itu Ayam Widuran Solo?
Ayam Widuran Solo adalah restoran ayam goreng legendaris di Solo yang sudah berdiri sejak 1970-an. Terkenal dengan ayam goreng rempahnya.
2. Kenapa Ayam Widuran viral di media sosial?
Karena beredarnya video yang menuduh mereka mencampur daging ayam dengan daging babi, yang tentu menimbulkan reaksi keras dari masyarakat.
3. Apakah tuduhan penggunaan daging babi terbukti?
Hasil uji lab menunjukkan tidak ada DNA babi, namun distribusi daging yang tidak transparan menjadi sorotan.
4. Apakah restoran masih buka saat ini?
Tidak. Restoran Ayam Widuran saat ini ditutup sementara atas perintah Wali Kota Solo.
5. Apa yang bisa dipelajari dari kasus ini?
Brand harus menjaga integritas, transparansi bahan baku, dan tanggap terhadap krisis untuk menjaga kepercayaan konsumen.
Jika Anda ingin mengikuti berita update lainnya seputar kuliner Solo, kebijakan pemerintah, dan kasus viral seperti ini, kunjungi PWSO — portal informasi terpercaya masyarakat Solo dan sekitarnya.